SELAYANG PANDANG KOTA CIREBON
Keraton Kasepuhan |
Kata Cirebon Berdasarkan etimologi yaitu ilmu yang menyelidiki
asal muasal kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan arti kata. Cirebon berasal dari kata Caruban yang dalam bahasa Sunda berarti campuran, karena
budaya Cirebon merupakan campuran dari budaya Sunda, Jawa, Tionghoa, dan
unsur-unsur budaya Arab. Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak
beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, yaitu
Sunda dan Jawa. Cirebon juga dikenal sebagai Caruban Nagari atau penanda Gunung
Ceremai. Cirebon juga disebut Grage atau Negari Gede yang dalam bahasa Jawa
Cirebon berarti kerajaan yang luas. Selain
berasal dari kata Caruban ada beberapa yang mengetimologikan Cirebon berasal dari kata Ci
dan Rebon. Ci berarti air atau sungai, dan rebon dalam bahasa Sunda berarti
udang. Cirebon juga dikenal sebagai penghasil udang sehingga disebut Kota
Udang.
Kota ini berada di utara pulau Jawa dan ujung timur
Jawa Barat. Dengan luas wilayah luas 37,358 km2 dan terdiri dari 5 Kecamatan
yaitu Kejaksan, Lemah Wungkuk, Kesambi, Pekawitan, dan kecamatan Harjamukti. Letaknya
yang sangat setrategis menjadi simpul pergerakan ekonomi Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi
6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara
merupakan dataran rendah, sedang bagian barat daya berupa pegunungan, yakni
Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara.
wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten
Indramayu, bagian barat Barat laut Kabupaten Majalengka, Selatan Kabupaten
Kuningan, disebelah Timur Kota Cirebon dan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah). Sebagian
besar wilayah merupakan daratan rendah dengan ketinggian antara 0-2000 mdpl,
sementara kemiringan lereng antara 0-40% dimana 0-3% merupakan daerah
berkarakteristik kota, 3-25% daerah transmisi dan 25-40% merupakan daerah pinggiran.
Suhu rata-rata 28 C dan kelembabab udara berkisar antara 48-93% dengan
kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari-Maret.
Kereta Singo Barong |
Di Cirebon terdapat beberapa Sungai yang cukup besar
yaitu sungai Kedung Pane, sungai Sukalila, Sungai Kesunean, Sungai Kalijaga,
Sungai Kriyan dan lain sebagainya. Dari beberapa sungai tersebut Sungai Kriyan
adalah yang paling Istimewa, Sungai ini merupakan jalur utama memasuki keraton
Kasepuhan yang dulunya merupakan pusat pemerintahan keraton yang sempat berjaya
di abad 16. Kondisi air di Cirebon sangat dipengaruhi oleh laut yang hanya
berjarah ratusan meter dari pusat kota.
Dari segi makanan, Cirebon memiliki cita rasa
perpaduan dua wilayah yang sangat khas. Kata seorang pecinta makanan “Tidak
lengkap jika mengunjungi sebuah daerah tanpa mencicipi makanan khasnya”.
Beberapa makanan khas Cirebon yang bisa anda cicipi adalah Sega Jamlbang, Nasi
Lengko, Empal Gentong, Docang, Tahu Gejrot, Kerupuk Melarat, Mendoan, Sate Beber,
Mie Koclok, Empal Asem, Nasi Goreng Cirebon, Ketoprak Cirebon, Kerupuk Udang
dan sebagainya. Sebagai oleh oleh yang tak boleh dilupakan adalah terasi
Cirebon yang sangat khas.
Bicara tentang kerajinan, walaupun tidak sebanyak kota
yang lain semisal Jogja dan Solo tapi Cirebon memiliki kekhasan yag tak
dimiliki daerah lain. Sebut saja Batik Mega Mendung, walaupun cuma batik, motif
ini hanya ada di Cirebon. Selain itu juga ada lukisan kaca yang sudah ada sejak
abad 17 bersamaan dengan perkembangan Islam di Nusantara. Saat itu lukisan kaca
dikenal sebagai media dakwah di Cirebon dengan lukisan kaligrafi dan wayang.
Saat ini lukisan ini tidak hanya menjadi media dakwah namun juga memiliki nilai
seni tersendiri.
Sangat tepat jika memasukan Cirebon sebagai tujuan
wisata anda selanjutnya. Disini anda bisa menemukan wisata keraton yang berbeda
dengan wisata keraton di tempat lain. Di Cirebon terdapat 4 keraton dengan lokasi
satu dengan yang lain tidak lebih dari 1 km. Yang lebih unik ke empat keraton
tersebut memiliki “wilayah kekuasaan” yang berbeda.
Secara historis cirebon dapat dikatakan sebagai kota
masa lalu dan kota mas kini. Cirebon masa lalu adalah kota pelabuhan dan kota
perdagangan, sedangkan kota masa kini sebagai kota industri, jasa, dan
pariwisata.Dituliskan oleh seorang Belanda, Tome Pires tahun 1513 Cirebon
adalah pelabuhan yang bagus dan ramai oleh para pedagang. Pada masa itu
pedagang-pedagang Islam menduduki posisi sentral dalam bidang ekonomi dan
politik di Cirebon. Penguasaan Mataram atas Cirebon pada abad XVII telah
menciptakan pergeseran orientasi politik dan ekonomi kerajaan Cirebon. Kesibukan
politik dengan kerajaan Mataram membuka kesempatan bagi VOC untuk masuk.
Puncaknya pada perjanjian tanggal 7 Januari 1681 antara VOC dan Cirebon, dengan
keputusan VOC memegang hak monopoli atas jenis komoditas perdagangan dan
pelabuhan. VOC terus mengembangkan infrastuktur sekitar
pelabuhan sehingga muncul menjadi pusat bisnis baru. Sebaliknya keraton semakin
jauh dari aktifitas ekonomi perdagangan. Ada sumber dari Belanda yang
mengatakan Kota Cirebon lama merupakan kota pedalaman dan kota yang dilecehkan.
Currently have 0 komentar: