Bayang-Bayang Kehancuran Keraton di Cirebon


Bayang-Bayang Kehancuran Keraton di Cirebon



Kolam Langensari
Pudarnya eksistensi keraton sebagai penguasa wilayah diikuti oleh lemahnya pengawasan pada wilayahnya. Tidak mengherankan jika banyak terjadi alih fungsi lahan di sekitar keraton baik itu keraton Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan maupun Kaprabonan. Banyak tanah keraton telah beralih kepemilikan secara legal tak sedikit yang telah bersertifikat dan tak sedikit pula yang ilegal dengan status magersari. Tanah magersari di sekitar keraton dimanfaatkan secara tidak terkendali sehingga menyebabkan ancaman terhadap keberadaan Cagar Budaya. Beberapa bangunan cagar budaya diubah dan dirusak untuk pemukiman. Misalnya tembok benteng keraton Kasepuhan dibelakang keraton banyak yang sudah berubah menjadi tembok rumah warga. Tidak hanya di Kasepuhan alih fungsi lahan juga terjadi di tiga keraton lainya, di Kanoman pinggir alun-alun keraton mejadi toilet pasar Kanoman, rumah penduduk diluar benteng/dinding kraton dinding rumah menempel langsung pada dinding kraton. Di kacirebonan, karena pembagian warisan beberapa tanah di gunakan untuk bangunan baru keluarga keraton begitu pula dengan keraton Kaprabonan. Di kaprabonan bukan hanya lahan yang di serobot sampai pendopo sudah bukan lagi menjadi bagian dari keraton.

Alih Fungsi Lahan di Belakang Keraton Kasepuhan
Sunyaragi
Tidak hanya bangunan keraton yang sangat miris keadaanya, Taman Air Goa Sunyaragi pun saat ini kurang terawat setelah dikelola oleh Pemkot Cirebon. saat ini air yang menjadi inti dari bangunan ini sudah tidak ada lagi. Vandalisme dan pengrusakan terjadi ditempat ini setiap hari. Pada tahun 2011 ke empat kesultanan pernah membuat acara bersih-bersih situs yang dikuti pelajar di Cirebon di Taman Air Goa Sunyaragi, hasilnya memang terlihat tapi tidak lama kemudian vandalisme terlihat lagi di Sunyaragi.
Sisa-sisa Gedung Pulantara
Dari sisi kerusakan bangunan Cagar Budaya keempat Keraton di Cirebon dan situs lainnya sekarang ini mengalami kerusakan dalam tingkat sedang sampai parah. Bahkan beberapa situs tersebut sudah hancur atau hilang. Hal ini patut disayangkan karena orang bijak berucap “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya”. Penyebab rusaknya Cagar Budaya tersebut terjadi karena berbagai alasan seperti faktor alam (usia) maupun ulah manusia. Ketiadaan biaya untuk merawat Cagar Budaya juga menjadi kendala atas usaha pelestarian tersebut. Kurangnya regulasi dalam melindungi Cagar Budaya ini dan ulah sebagian orang yang tidak bertanggung jawab merusak situs juga menjadi masalah yang perlu segera diatasi.

Currently have 0 komentar:


Leave a Reply