PUDARNYA EKSISTENSI KERATON DI CIREBON


PUDARNYA EKSISTENSI KERATON DI CIREBON


Dinding Kraton (depan)
Rumah warga (belakang)
Dalam sejarah Cirebon Keraton bisa menjadi landmark kota ini, namun saat ini bangunan landmark tersebut sudah tersembunyi di balik gedung tinggi yang mengelilingi keraton. Kota Cirebon saat ini memang terlihat tidak bersahabat lagi dengan sejarahnya. Maka dari itu pemerintah kota Cirebon sudah mulai memikirkan pentingnya kawasan sejarah dengan memasukan kawasan Keraton di Cirebon pada RTRW 2012-2031 kota Cirebon, sebagai kawasan strategis kota Cirebon. Walaupun demikian kawasan keraton juga masih masuk dalam wilayah perdagangan dan jasa, karena memang pasar menjadi salah satu unsur yang harus ada pada sebuah keraton. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan eksistensi keraton-keraton yang akan dimunculkan kalah eksis dengan kawasan perdagangan dan jasa yang membuat keraton semakin terpinggirkan. Keadaan tersebut bisa dilihat dari keadaan Keraton Kanoman yang tertutup pasar Kanoman. Pintu masuk keraton Kanoman pun hanya melalui jalan tengah pasar kanoman yang sempit. Pembangunan pasar yang di lakukan pemerintah juga tidak memperhatikan adanya Cagar Budaya. Kondisi saat ini yang menjadi halaman depan dari keraton Kanoman merupakan bagian belakang pasar, jadi disebelah utara alun-alun keraton digunakan sebagai toilet umum pasar.

Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, pelemahan keraton sudah terjadi pada masa VOC masuk, berdasar jejak historis yang panjang puncaknya pada perjanjian tanggal 7 Januari 1681 antara VOC dan Cirebon, dengan keputusan VOC memegang hak monopoli atas jenis komoditas perdagangan dan pelabuhan. VOC terus mengembangkan infrastuktur sekitar pelabuhan sehingga muncul menjadi pusat bisnis baru. Sebaliknya keraton semakin jauh dari aktifitas ekonomi perdagangan. Ada sumber dari Belanda pada masa itu yang mengatakan Kota Cirebon lama merupakan kota pedalaman dan kota yang dilecehkan.
Tumpukan sampah di tenggara Keraton Kasepuhan
Keadaan tersebut membuat Cirebon tidak lagi bersahabat dengan keraton yang notabene merupakan pendiri kota Cirebon. Peran keraton semakin redup ketika para raja tidak lagi menempati peran penting dalam pemerintahan, hal yang berbeda jika disandingkan dengan raja di Jogja dan Solo kala itu. Semakin majunya kota Cirebon sebagai kota perdagangan membuat masyarakat Cirebon semakin heterogen. Banyaknya pendatang dan orang asing yang menetap di Cirebon membuat semakin tersisihnya keraton dalam persaingan hegemoni. Saat ini posisi keraton semakin tersisih dan seakan terbenam oleh kemajuan zaman, fisik bangunannya pun saat ini sudah tidak terlihat lagi. Sebut saja Keraton Kanoman halaman muka dari keraton merupakan kamar mandi dari pasar Kanoman yang berada tepat didepan keraton. Padahal jalan kecil ditengah pasar itu merupakan akses masuk satu satunya menuju Keraton Kanoman Cirebon.
Benteng Keraton Kasepuhan (dibawah tanaman)
diantara bangunan rumah Magersari
Kusutnya Keraton Kanoman merupakan contoh kecil hilangnya hegemoni keraton-keraton di Cirebon sebagai pusat pemerintahan, kebudayaan dan pariwisata. Untuk mengembalikan eksistensi keraton keraton di Cirebon akan lebih baik jika dibuat sebuah regulasi yang mengatur pembangunan dalam arti luas di sekitar keraton.

Currently have 0 komentar:


Leave a Reply