Masjid Jami’, Masjid Tertua di Bengkulu


Masjid Jami’, Masjid Tertua di Bengkulu

Masjid Jami', Bengkulu
Sudah banyak tulisan yang mengungkap tentang keberadaan Masjid Jami’ Bengkulu akan tetapi tulisan tentang sejarah pendirian Masjid tersebut masih sangat minim. Masyarakat luas hanya mengetahui bahwa masjid tersebut dibangun oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Padahal Masjid Jami’ sudah berdiri jauh sebelum Ir. Soekarno diasingkan ke Bengkulu, yaitu pada abad 18 M. Sebelum berada di lokasi yang saat ini, menurut wawancara dengan imam masjid yang juga merupakan keturunan Imam pada masa pengasingan bung karno, lokasi masjid Jami’ berada di dekat pantai. Pemindahan masjid ini menurut imam masjid dikarenakan lokasi lama sering  tergenang air.

Bedug Panjang Masjid Jami'
Arsitektur masjid ini pada awalnya hanya menggunakan kontruksi kayu beratap rumbia. Kontruksi bahan masjid dari bahan yang cepat lapuk tersebut menyebabkan masjid juga cepat mengalami pelapukan, sehingga pada musim hujan atapnya sering bocor. Setelah dipindah ke tempat yang sekarang ini pada awalnya masjid ini memakai atap sirap. Setelah kedatangan Bung Karno ke Bengkulu dalam pengasinganya, melihat keadaan Masjid yang memprihatinkan dengan inisiatif dan kepiawain beliau berpidato, menggugah kesadaran warga sekitar masjid untuk bahu-membahu membangun masjid. Renovasi masjid Jami’ dikerjakan secara bertahap dengan bung Karno sebagai Komandannya. Kebutuhan material bangunan semua bersumber dari daerah sekitar yaitu desa Air Dingin, Rejang Lembong, Bengkulu Utara. Dalam pembangunannya bagian asli yang masih disisakan hanya dinding ruang utama dan lantainya. Atap masjid yang berbentuk tumpang 3 tingkat berarti Iman, Islam, dan Ikhsan. Bagian yang paling menarik dari masjid ini, bagian dalam masjid tidak memiliki saka guru seperti masjid-masjid lain pada masa itu. Mungkin itu yang menjadi ciri dari bangunan yang dibangun oleh arsitek pribumi terbaik masa itu (Bung Karno).
Pembangunan Tempat Wudlu
Menurut penuturan Imam Masjid, Bung Karno semasa ikut dalam renovasi masjid, selalu berangkat dari rumah pengasinganya menggunakan sepeda yang dikawal ketat oleh tentara Belanda. Sebelum menuju masjid beliau selalu menyempatkan diri menjemput imam masjid yang rumahnya tidak jauh dari masjid Jami’.
Saat ini masjid Jami’ sudah mengalami perkembangan yang pesat lahan parkir yang dahulu merupakan jalan raya saat ini sudah di pagar menjadi halaman masjid. Jalan di selatan masjid sekarang sudah tidak dilalui lagi kemudian di timur masjid saat ini sedang dilakukan pembangunan tempat wudlu dan kamar mandi untuk menggantikan kamar mandi yang berada di depan masjid. Sebelum perubahan yang dilakukan saat ini sebelumnya masjid Jami’ sudah beberapa kali dilakukan perbaikan. Perbaikan tersebut menurut Imam masjid dilakukan untuk mengganti Atap seng kemudian mengganti lantai dan beberapa perbaikan lainnnya.

Currently have 0 komentar:


Leave a Reply